Selasa, 13 Mei 2008

UJIAN MORFOLOGI TRANSPOSISI DARI NOMINA KE VERBA

I. PENDAHULUAN

Kelas kata merupakan golongan kata yang mempunyai kesamaan dalam perilaku formalnya (Harimurti Kridalaksana, 2001:104). Kelas kata dapat menentukan klasifikasi kata. Klasifikasi kata ini bertujuan untuk membedakan jenis atau kelas kata yang ada.

Urutan kelas kata dalam monografi, verba menduduki kelas kata yang pertama. Hal ini dikarenakan proses kejadian beberapa bentuk kata bahasa Indonesia tidak dapat dijelaskan bila tidak menempatkan verba sebagai dasar. Bahwasanya verba diberi tempat yang pertama, tidaklah berarti bahwa proses derivasi nomina ke verba diingkari. Oleh karena itu, penulis mengambil tema transposisi nomina ke verba.

II. ISI

Secara sintasik, sebuah satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari peri lakunya dalam satuan yang lebih besar; jadi sebuah kata dapat dikatakan berkategori verba hanya dari perilakunya dalam frase, yakni dalam hal kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dalam konstruksi.

Proses pemerian afiks pembentuk verba yang diikuti oleh afiks pembentuk nominal.

Afiks pembentuk verba antara lain:

1) Prefiks me-

a) me- N --- Vtr ‘memakai, menggunakan’

Contoh: me + sabit = menyabit

Pak tani menyabit rumput.

b) me- N --- Vintr ‘hidup sebagai’ hidup di

Contoh: me + janda = menjanda

Ia sudah menjanda lebih kurang 10 tahun.

c) me- N --- Vtr ‘membuat’

Contoh: me + tumis = menumis

Sebelum memasaksayur, Ibu menumis kangkung.

d) me- N --- Vintr ‘mengeluarkan suara’

Contoh: me + gonggong = menggonggong

Anjing itu menggonggong tiap malam.

e) me- N --- Vintr ‘menuju ke …’

Contoh: me + laut = melaut

Para nelayan melaut untuk mencari ikan.

f) me- N --- Vintr ‘mencari atau mengumpulkan’

Contoh: me + damar = mendamar

Hasil mendamar Pak Hasan banyak sekali hari ini.

g) me- N --- Vintr ‘berlaku seperti atau menyerupai’

Contoh: me + beo = membeo

Kelakuan anak kecil itu selalu membeo.

h) me- N --- Vintr ‘menjadi’

Contoh: me + batu = membatu

Setelah mengalami proses yang lama, lumpur di gunung itu membatu.

i) me- N --- Vtr ‘membubuhi’

Contoh: me + kapur = mengapur

Ia sedang mengapur temboknya yang kotor.

2) Simufiks N-

a) N N--- V ‘melakukan perbuatan yang bersangkutan dengan kenikmatan, seperti makan, minum, dan sebagainya’

contoh: N + bakso = ngebakso

Yuk kita ngebakso di warung pak Simin.

b) N N--- V ‘membuat’

contoh: N + sambel = nyambel

Ibu sedang nyambel di dapur.

c) N N--- V ‘melakukan perbuatan’

contoh: N + kuping = nguping

Jadi orang jangan suka nguping.

d) N N--- V ‘mengeluarkan suara’

contoh: N + gonggong = nggonggong

Anjing itu nggonggong terus.

e) N N--- V ‘melakukan perbuatan secara metaforis’

contoh: N + kebut = ngebut

Ngebut berarti maut.

f) N N--- V ‘melakukan perbuatan’

contoh: N + coba = nyoba

Dia lagi nyoba baju barunya.

g) N N--- V ‘keadaan’

contoh: N + bakso = ngebakso

Yuk kita ngebakso di warung pak Simin.

h) N N--- V ‘membuat’

contoh: N + kantuk = ngantuk

Kerjamu hanya ngatuk saja.

3) Prefiks ber-

a) ber- N--- V ‘mengusahakan sebagai mata pencaharian’

contoh: ber- + ternak = beternak

Dengan beternak ayam, ia menghidupi keluarganya.

b) ber- N--- V ‘memanggil’

contoh: ber- + abang = berabang

Anak itu berabang pada laki-laki yang menolongnya.

c) ber- N--- V ‘memperoleh, menghasilkan’

contoh: ber- + anak = beranak

Wanita itu beranak kembar.

d) ber- N--- V ‘berada dalam keadaan’

contoh: ber- + semangat = bersemangat

Taufik Hidayat bersemangat untuk memperoleh kemenangan.

e) ber- N--- V ‘menjadi atau berlaku seperti’

contoh: ber- + hamba = berhamba

Dalam sinetron itu, kamu harus berhamba padaku.

f) ber- N--- V ‘refleksif’

contoh: ber- + cermin = bercermin

Setiap hari Tuti hanya bercermin saja.

g) ber- N--- V ‘meminta bantuan kepada’

contoh: ber- + guru = berguru

Laki-laki itu berguru pada seorang kakek yang hidup di atas gunung.

h) ber- N--- V ‘mencari atau mengumpulkan’

contoh: ber- + rotan = berotan

Mereka berotan di dalam hutan itu selama bertahun-tahun.

i) ber- N--- V ‘memakai’

contoh: ber- + sepatu = bersepatu

Anak itu bersepatu biru pagi ini.

j) ber- N--- V ‘mempunyai’

contoh: ber- + nama = bernama

Teman saya bernama Eri.

k) ber- N--- V ‘mengendarai atau menaiki’

contoh: ber- + mobil = bermobil

Eri selalu bermobil ke mana pun ia pergi.

4) Prefiks per-

a) per- N--- V ‘menjadikan atau membuat sesuatu jadi’

contoh: per- + budak = perbudak

Jangan perbudak orang-orang miskin itu.

b) per- N--- V ‘memangil atau menganggap sebagai’

contoh: per- + tuan = pertuan

Jangan pertuan orang yang tidak bijaksana itu.

5) Prefiks ter-

a) ter- N--- V ‘spontan’

contoh: ter- + pesona = terpesona

Ia terpesona melihat gadis yang lewat di depannya.

b) ter- N--- V ‘menyatakan arah atau tempat’

contoh: ter- + pojok = terpojok

Dalam kasus ini saya benar-benar terpojok.

6) Sufiks –in

a) -in N--- V ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’

contoh: -in + doa = doain

Doain saya lulus semester ini.

b) -in N--- V ‘menjadikan’

contoh: -in + pacar = macarin

Eri macarin gadis yang berbaju hijau itu.

7) Kombinasi afiks me-i

a) me-i N--- V ‘bersikap, berlaku sebagai’

contoh: me-i + tanam = menanami

Ia menanami pekarangan rumahnya dengan bunga mawar.

b) me-i N--- V ‘menyebabkan mendapat’

contoh: me-i + garam = menggarami

Ibu menggarami sayur.

c) me-i N--- V ‘melakukan secara sungguh-sungguh (intensif)’

contoh: me-i + cinta = mencintai

Aku mencintaimu seperti mencintai diriku sendiri.

d) me-i N--- V ‘kontinuatif’

contoh: me-i + teman = menemani

Maukah kau menemaniku pergi berbelanja?

8) Kombinasi afiks me-kan

a) me-kan N--- V ‘benefaktif’

contoh: me-kan + kata = mengatakan

Saya dilarang mengatakan yang sebenarnya kepada orang lain.

b) me-kan N--- V ‘menghasilkan (resultatif)’

contoh: me-kan + telur = menelurkan

Penyanyi itu menelurkan dua album terbarunya.

c) me-kan N--- V ‘memasukkan ke dalam’

contoh: me-kan + penjara = memenjarakan

Jangan memenjarakan orang yang tidak bersalah.

9) Kombinasi afiks memper-

a) memper- N--- V ‘menjadikan’

contoh: memper- + istri = memperistri

Pangeran memperistri putri soerang raja.

10) Kombinasi afiks diper-

a) diper- N--- V ‘dijadikan’

contoh: memper-kan + istri = memperistrikan

Cinderella diperistri soerang pangeran.

11) Kombinasi afiks memper-kan

a) memper-kan N--- V ‘menjadikan’

contoh: memper-kan + soal = mempersoalkan

Intan selalu mempersoalkan hal-hal yang sepele.

b) memper-kan N--- V ‘menjadikan’

contoh: memper-kan + istrii = memperistrikan

Ia memperistrikan wanita yang baru saja dikenalnya.

c) memper-kan N--- V ‘menjadikan sebagai alat’

contoh: memper-kan + debat = memperdebatkan

Kelompok mahasiswa itu memperdebatkan kenaikan harga minyak.

d) memper-kan N--- V ‘mengerjakan’

contoh: memper-kan + laku = memperlakukan

Ia memperlakukan saya seperti adikmya sendiri.

12) Kombinasi afiks diper-kan

a) diper-kan N--- V ‘dijadikan’

contoh: diper-kan + masalah = dipermasalahkan

Kenaikan harga minyak masih dipersoalkan oleh masyarakat Indonesia.

b) diper-kan N--- V ‘dijadikan’

contoh: diper-kan + istri = diperistrikan

Penyanyi itu diperistri oleh seorang dokter.

c) diper-kan N--- V ‘dijadikan sebagai alat’

contoh: diper-kan + dagang = diperdagangkan

Hasil kerajinan Indonesia diperdagangkan di Italia.

d) diper-kan N--- V ‘dikerjakan’

contoh: diper-kan + laku = diperlakukan

Pembantu itu diperlakukan secara tidak manusiawi.

13) Konfiks ber-kan

a) ber-kan N--- V ‘mengususkan atau melengkapi verba’

contoh: ber-kan + senjata+pena =bersenjatakan pena

Dengan bersenjatakan pena, wartawan itu berusaha untuk mencari berita.

14) Konfiks ke-an

a) ke-an N--- V ‘terkena,menderita’

contoh: ke-an + hujan = kehujanan

Anak itu sakit akibat kehujanan kemarin.

15) Kombinasi afiks per-kan

b) per-kan N--- Vtrn ‘jadikan’

contoh: per-kan + suami = persuamikan

Persuamikan laki-laki yang jujur dan setia padamu.

Proses morfologis yang menyertai transposisi nimina ke verba adalah afiksasi. Hal ini dibuktikan dengan contoh-contoh data dalam 15 proses afiksasi. Afiksasi tersebut terdiri dari prefiks, konfiks, sufiks dan kombinasi afiks.

Klasifikasi verba yang terbentuk dalam transposisi nomina ke verba adalah verba transitive, verba intransitive, verba aktif, dan verba pasif. Selain itu, dilihat dari bentuk dasar turunan verbal murni, transposisi ini menghasilkan verba denominal.

III. PENUTUP

Transposisi nomina ke verba diikuti dengan 15 proses afiksasi. Proses tersebut menghasilkan verba transitive, intransitive, aktif, pasif, dan denominal. Transposisi ini merupakan salah satu cara pembentukan kata dengan menggunakan kata dasar dari kategori lain.

DAFTAR PUSTAKA

Harimurti Kridalaksana, 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

___________________,1990. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Garamedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar: