I. PENDAHULUAN
Kelas kata merupakan golongan kata yang mempunyai kesamaan dalam perilaku formalnya (Harimurti Kridalaksana, 2001:104). Kelas kata dapat menentukan klasifikasi kata. Klasifikasi kata ini bertujuan untuk membedakan jenis atau kelas kata yang ada.
Urutan kelas kata dalam monografi, verba menduduki kelas kata yang pertama. Hal ini dikarenakan proses kejadian beberapa bentuk kata bahasa Indonesia tidak dapat dijelaskan bila tidak menempatkan verba sebagai dasar. Bahwasanya verba diberi tempat yang pertama, tidaklah berarti bahwa proses derivasi nomina ke verba diingkari. Oleh karena itu, penulis mengambil tema transposisi nomina ke verba.
II. ISI
Secara sintasik, sebuah satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari peri lakunya dalam satuan yang lebih besar; jadi sebuah kata dapat dikatakan berkategori verba hanya dari perilakunya dalam frase, yakni dalam hal kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dalam konstruksi.
Proses pemerian afiks pembentuk verba yang diikuti oleh afiks pembentuk nominal.
Afiks pembentuk verba antara lain:
1) Prefiks me-
a) me- N --- Vtr ‘memakai, menggunakan’
Contoh: me + sabit = menyabit
Pak tani menyabit rumput.
b) me- N --- Vintr ‘hidup sebagai’ hidup di
Contoh: me + janda = menjanda
Ia sudah menjanda lebih kurang 10 tahun.
c) me- N --- Vtr ‘membuat’
Contoh: me + tumis = menumis
Sebelum memasaksayur, Ibu menumis kangkung.
d) me- N --- Vintr ‘mengeluarkan suara’
Contoh: me + gonggong = menggonggong
Anjing itu menggonggong tiap malam.
e) me- N --- Vintr ‘menuju ke …’
Contoh: me + laut = melaut
f) me- N --- Vintr ‘mencari atau mengumpulkan’
Contoh: me + damar = mendamar
Hasil mendamar Pak Hasan banyak sekali hari ini.
g) me- N --- Vintr ‘berlaku seperti atau menyerupai’
Contoh: me + beo = membeo
Kelakuan anak kecil itu selalu membeo.
h) me- N --- Vintr ‘menjadi’
Contoh: me + batu = membatu
Setelah mengalami proses yang lama, lumpur di gunung itu membatu.
i) me- N --- Vtr ‘membubuhi’
Contoh: me + kapur = mengapur
Ia sedang mengapur temboknya yang kotor.
2) Simufiks N-
a) N N--- V ‘melakukan perbuatan yang bersangkutan dengan kenikmatan, seperti makan, minum, dan sebagainya’
contoh: N + bakso = ngebakso
Yuk kita ngebakso di warung pak Simin.
b) N N--- V ‘membuat’
contoh: N + sambel = nyambel
Ibu sedang nyambel di dapur.
c) N N--- V ‘melakukan perbuatan’
contoh: N + kuping = nguping
Jadi orang jangan suka nguping.
d) N N--- V ‘mengeluarkan suara’
contoh: N + gonggong = nggonggong
Anjing itu nggonggong terus.
e) N N--- V ‘melakukan perbuatan secara metaforis’
contoh: N + kebut = ngebut
Ngebut berarti maut.
f) N N--- V ‘melakukan perbuatan’
contoh: N + coba = nyoba
Dia lagi nyoba baju barunya.
g) N N--- V ‘keadaan’
contoh: N + bakso = ngebakso
Yuk kita ngebakso di warung pak Simin.
h) N N--- V ‘membuat’
contoh: N + kantuk = ngantuk
Kerjamu hanya ngatuk saja.
3) Prefiks ber-
a) ber- N--- V ‘mengusahakan sebagai mata pencaharian’
contoh: ber- + ternak = beternak
Dengan beternak ayam, ia menghidupi keluarganya.
b) ber- N--- V ‘memanggil’
contoh: ber- + abang = berabang
Anak itu berabang pada laki-laki yang menolongnya.
c) ber- N--- V ‘memperoleh, menghasilkan’
contoh: ber- + anak = beranak
Wanita itu beranak kembar.
d) ber- N--- V ‘berada dalam keadaan’
contoh: ber- + semangat = bersemangat
Taufik Hidayat bersemangat untuk memperoleh kemenangan.
e) ber- N--- V ‘menjadi atau berlaku seperti’
contoh: ber- + hamba = berhamba
Dalam sinetron itu, kamu harus berhamba padaku.
f) ber- N--- V ‘refleksif’
contoh: ber- + cermin = bercermin
Setiap hari Tuti hanya bercermin saja.
g) ber- N--- V ‘meminta bantuan kepada’
contoh: ber- + guru = berguru
Laki-laki itu berguru pada seorang kakek yang hidup di atas gunung.
h) ber- N--- V ‘mencari atau mengumpulkan’
contoh: ber- + rotan = berotan
Mereka berotan di dalam hutan itu selama bertahun-tahun.
i) ber- N--- V ‘memakai’
contoh: ber- + sepatu = bersepatu
Anak itu bersepatu biru pagi ini.
j) ber- N--- V ‘mempunyai’
contoh: ber- + nama = bernama
Teman saya bernama Eri.
k) ber- N--- V ‘mengendarai atau menaiki’
contoh: ber- + mobil = bermobil
Eri selalu bermobil ke mana pun ia pergi.
4) Prefiks per-
a) per- N--- V ‘menjadikan atau membuat sesuatu jadi’
contoh: per- + budak = perbudak
Jangan perbudak orang-orang miskin itu.
b) per- N--- V ‘memangil atau menganggap sebagai’
contoh: per- + tuan = pertuan
Jangan pertuan orang yang tidak bijaksana itu.
5) Prefiks ter-
a) ter- N--- V ‘spontan’
contoh: ter- + pesona = terpesona
Ia terpesona melihat gadis yang lewat di depannya.
b) ter- N--- V ‘menyatakan arah atau tempat’
contoh: ter- + pojok = terpojok
Dalam kasus ini saya benar-benar terpojok.
6) Sufiks –in
a) -in N--- V ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
contoh: -in + doa = doain
Doain saya lulus semester ini.
b) -in N--- V ‘menjadikan’
contoh: -in + pacar = macarin
Eri macarin gadis yang berbaju hijau itu.
7) Kombinasi afiks me-i
a) me-i N--- V ‘bersikap, berlaku sebagai’
contoh: me-i + tanam = menanami
Ia menanami pekarangan rumahnya dengan bunga mawar.
b) me-i N--- V ‘menyebabkan mendapat’
contoh: me-i + garam = menggarami
Ibu menggarami sayur.
c) me-i N--- V ‘melakukan secara sungguh-sungguh (intensif)’
contoh: me-i + cinta = mencintai
Aku mencintaimu seperti mencintai diriku sendiri.
d) me-i N--- V ‘kontinuatif’
contoh: me-i + teman = menemani
Maukah kau menemaniku pergi berbelanja?
8) Kombinasi afiks me-kan
a) me-kan N--- V ‘benefaktif’
contoh: me-kan + kata = mengatakan
Saya dilarang mengatakan yang sebenarnya kepada orang lain.
b) me-kan N--- V ‘menghasilkan (resultatif)’
contoh: me-kan + telur = menelurkan
Penyanyi itu menelurkan dua album terbarunya.
c) me-kan N--- V ‘memasukkan ke dalam’
contoh: me-kan + penjara = memenjarakan
Jangan memenjarakan orang yang tidak bersalah.
9) Kombinasi afiks memper-
a) memper- N--- V ‘menjadikan’
contoh: memper- + istri = memperistri
Pangeran memperistri putri soerang raja.
10) Kombinasi afiks diper-
a) diper- N--- V ‘dijadikan’
contoh: memper-kan + istri = memperistrikan
Cinderella diperistri soerang pangeran.
11) Kombinasi afiks memper-kan
a) memper-kan N--- V ‘menjadikan’
contoh: memper-kan + soal = mempersoalkan
Intan selalu mempersoalkan hal-hal yang sepele.
b) memper-kan N--- V ‘menjadikan’
contoh: memper-kan + istrii = memperistrikan
Ia memperistrikan wanita yang baru saja dikenalnya.
c) memper-kan N--- V ‘menjadikan sebagai alat’
contoh: memper-kan + debat = memperdebatkan
Kelompok mahasiswa itu memperdebatkan kenaikan harga minyak.
d) memper-kan N--- V ‘mengerjakan’
contoh: memper-kan + laku = memperlakukan
Ia memperlakukan saya seperti adikmya sendiri.
12) Kombinasi afiks diper-kan
a) diper-kan N--- V ‘dijadikan’
contoh: diper-kan + masalah = dipermasalahkan
Kenaikan harga minyak masih dipersoalkan oleh masyarakat
b) diper-kan N--- V ‘dijadikan’
contoh: diper-kan + istri = diperistrikan
Penyanyi itu diperistri oleh seorang dokter.
c) diper-kan N--- V ‘dijadikan sebagai alat’
contoh: diper-kan + dagang = diperdagangkan
Hasil kerajinan
d) diper-kan N--- V ‘dikerjakan’
contoh: diper-kan + laku = diperlakukan
Pembantu itu diperlakukan secara tidak manusiawi.
13) Konfiks ber-kan
a) ber-kan N--- V ‘mengususkan atau melengkapi verba’
contoh: ber-kan + senjata+pena =bersenjatakan pena
Dengan bersenjatakan pena, wartawan itu berusaha untuk mencari berita.
14) Konfiks ke-an
a) ke-an N--- V ‘terkena,menderita’
contoh: ke-an + hujan = kehujanan
Anak itu sakit akibat kehujanan kemarin.
15) Kombinasi afiks per-kan
b) per-kan N--- Vtrn ‘jadikan’
contoh: per-kan + suami = persuamikan
Persuamikan laki-laki yang jujur dan setia padamu.
Proses morfologis yang menyertai transposisi nimina ke verba adalah afiksasi. Hal ini dibuktikan dengan contoh-contoh data dalam 15 proses afiksasi. Afiksasi tersebut terdiri dari prefiks, konfiks, sufiks dan kombinasi afiks.
Klasifikasi verba yang terbentuk dalam transposisi nomina ke verba adalah verba transitive, verba intransitive, verba aktif, dan verba pasif. Selain itu, dilihat dari bentuk dasar turunan verbal murni, transposisi ini menghasilkan verba denominal.
III. PENUTUP
Transposisi nomina ke verba diikuti dengan 15 proses afiksasi. Proses tersebut menghasilkan verba transitive, intransitive, aktif, pasif, dan denominal. Transposisi ini merupakan salah satu cara pembentukan kata dengan menggunakan kata dasar dari kategori lain.
DAFTAR PUSTAKA
Harimurti Kridalaksana, 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
___________________,1990. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar